Kamis, 21 Juni 2012

PT. Surya Hutani Jaya


BAB I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan beserta hasilnya merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus bijaksana sehingga dapat memberikan kontribusi bagi negara dan masyarakat Indonesia dengan mempertimbangkan asas kelestarian hutan meliputi asas kelestarian fungsi produksi, ekologi dan sosial.
 Berdasarkan bentuk/wujudnya manfaat hutan dapat dibedakan berupa manfaat tangible (langsung/nyata) dan manfaat intangible (tidak langsung/tidak nyata). Manfaat tangible adalah manfaat yang dapat dirasakan secara langsung. Manfaat tangible pada umumnya berkaitan dengan nilai ekonomi. Adanya nilai ekonomi yang dimiliki barang/jasa hutan tersebut, sehingga manusia dapat memperoleh manfaat secara langsung dari hasil pemasaran hasil hutan tersebut. Contoh manfaat tangible berupa peyediaan kayu, penyerapan karbon, rotan, getah, rekreasi, satwa dan lain-lain. Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari kayu adalah manusia dapat menjual kayu dengan harga tertentu kepada konsumen untuk keperluan bangunan, bahan bakar, pulp dan lain-lain. Saat ini juga terdapat istilah carbon trading dimana suatu negara (penghasil emisi CO2) akan membayar kompensasi atau PES (Payments for Service Enviromental) kepada negara yang memiliki luasan hutan akibat aktivitas industri mereka. Oleh karena itu, peyerapan karbon merupakan manfaat hutan yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia karena adanya pendapatan yang diperoleh dari pembayaran karbon tersebut.
Manfaat intangible adalah manfaat yang diperoleh dari hasil hutan yang tidak dapat dirasakan secara langsung. Manfaat intangible tidak memiliki nilai ekonomi sehingga manusia tidak dapat merasakan manfaat dari hasil hutan secara langsung. Contoh manfaat intangible pada umumnya berkaitan dengan alam misalnya hutan sebagai pengatur hidrologi, pencegahan erosi dan lain-lain. Hutan sebagai pencegah erosi merupakan manfaat hutan yang belum memiliki nilai ekonomi yang jelas, sehingga manusia atau suatu negara tidak dapat menjual barang/jasa tersebut. Oleh karena itu, manfaat hutan sebagai pencegah erosi dikategorikan sebagai manfaat intangible karena suatu negara atau manusia tidak dapat memperoleh keuntungan secara ekonomi secara nyata dari hasil penjualan barang/jasa hutan tersebut.
Berdasarkan kemampuan untuk dipasarkan, manfaat hutan juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu manfaat marketable dan manfaat non-marketable (Affandi dan Patana 2004). Manfaat hutan non-marketable adalah manfaat hutan yang tidak dapat dipasarkan. Manfaat  hutan bersifat non-marketable disebabkan karena barang dan jasa hasil hutan yang belum dikenal nilainya atau belum ada pasarnya seperti pencegah erosi, hidrologi dan lain-lain. Selain itu, barang/jasa hutan ada yang tidak dipasarkan karena hasil hutan tersebut bersifat dilindungi sehingga tidak dapat diperjualbelikan seperti beberapa jenis kayu lokal, binatang, dan lai-lain. Kayu hitam atau eboni merupakan hasil hutan yang tidak dapat dipasarkan atau diperjualbelikan karena kayu tersebut merupakan suatu jenis yang dilindungi. Demikian juga dengan orangutan.
Manfaat hutan marketable adalah barang atau jasa hasil hutan yang telah diketahui nilainya sehingga dapat dipasarkan seperti hasil hutan kayu, getah dan lain-lain. Saat ini kayu, rotan dan getah ini telah diketahui nilainya (harga) sehingga dapat dipasarkan. Dengan adanya manfaat hutan marketable menyebabkan munculnya beberapa pasar-pasar atau perusahaan yang bergerak dalam bidang kehutanan, misalnya perusahaan getah (karet, pinus), serta perusahaan kayu lainnya.
Berdasarkan fungsi utamanya, hutan dikelompokkan menjadi hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi. Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan.
Rimbawan Indonesia seharusnya mengambil posisi untuk pengurusan sumberdaya hutan Indonesia melalui kalkulasi strategi terhadap luasan hutan Indonesia yang benar-benar secara scientific based dapat dipertanggungjawabkan. Pengurusan hutan secara scientific based adalah mengurus hutan berdasarkan suatu data yang valid dan berdasarkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga dalam mengurus hutan dapat menerapkan suatu strategi yang tepat. Hal ini bertujuan agar dalam mengurus hutan tidak terjadi kesalahan-kesalahan sehingga tidak merugikan kondisi hutan. Misalnya jika dalam mengurus hutan untuk konservasi maka dibutuhkan data yang valid tentang konservasi berdasarkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 
Pengurusan dan pengelolaan hutan ke depan harus didasarkan pada kajian-kajian ilmu pengetahuan, bukan sepenuhnya bersandar pada justifikasi profesionalisme. Maksudnya adalah bahwa dalam mengurus hutan tidak cukup hanya dengan berijazah sarjana kehutanan atau lainnya, tetapi harus lebih dari itu bahwa pengetahuan dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dipenuhi dengan kuliah serta turun langsung ke lapangan dalam kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP).
Secara garis besar Praktik Kerja Profesi (PKP) ini merupakan praktik penerapan ilmu pengetahuan di bidang kehutanan secara langsung di lapangan, sehingga mahasiswa dapat menerapkan dan mempelajari perbedaan antara teori dalam perkuliahan dengan fakta di lapangan serta menganalisis apa yang terjadi. PT. Surya Hutani Jaya (SRH) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor: 156/Kpts-II/1996, tanggal 08 April 1996 seluas 183.300 hektar. PT.SRH telah mendapatkan sertifikasi Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) dari Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) pada tahun 2007. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang menjadi tempat dilakukannya PKP oleh penulis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Profesi di hutan tanaman ini adalah :
1.    Mahasiswa dapat mengenal dan memahami sistem pengelolaan hutan tanaman secara menyeluruh, yang dilakukan oleh perusahaan, mencakup aspek perencanaan, pembinaan hutan, dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
2.    Menumbuhkembangkan etos kerja mahasiswa dalam lingkungan pengelolaan hutan tanaman.
3.    Mahasiswa mampu melakukan pengambilan keputusan dalam kegiatan pengelolaan hutan tanaman berdasarkan ilmu terapan silvikultur, mencakup identifikasi masalah, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis dan sintesis.
 KONDISI UMUM PERUSAHAAN
Kondisi umum merupakan suatu kondisi yang menggambarkan kaadaan umum suatu lokasi. Kondisi umum sangat penting unutk diketahui sehingga penelitian ataupun praktik dapat dilakukan dengan benar. Dengan mengetahui kondisi umum suatu lokasi tersebut, maka akan dapat menentukan metode yang akan dipakai.
2.1 Letak dan Luas Areal
PT. Surya Hutani  Jaya mendapatkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman Industri  (IUPHHK-HTI)  berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 156/Kpts-II/1996  pada tanggal 8 Maret 1996, dengan luas konsesi sekitar 183.300 hektar.  Namun setelah rekonstuksi tata batas dan pengukuran GIS luas kawasan PT. SRH menjadi 157.070 hektar, yang terbagi menjadi kawasan lindung seluas 21.718 Ha; sarana dan prasarana seluas 3.324; tanaman pokok dengan luas 107.483; tanaman kehidupan seluas 7.528; dan tanaman unggulan seluas 17.017.
Secara geografis, areal IUPHHK-HT PT SRH adalah 116°67-117°14 BT dan 00°32-00°17 LS.
Batas areal PT Surya Hutani Jaya pada Blok A (Muara Bengkal) adalah :
Utara               : HPH PT. Kiani Lestari dan TN Kutai.
Timur               : 1. Taman Nasional Kutai,
                          2. IUPHHK-HT PT. Sumalindo Lestari Jaya dan
                          3. Pertambangan PT. Indominco.
Selatan                       : APL/Lahan Masyarakat.
Barat               : APL/Lahan Masyarakat.
Batas dalam    : APL/Perkebunan Kelapa Sawit PT. Anugerah Urea Sakti.
Batas areal pada Blok B (Sebulu) adalah :
Utara               : APL/Lahan Masyarakat.
Timur               : APL/Lahan Masyarakat.
Selatan                       : APL/Lahan Masyarakat.
Barat               : APL/Lahan Masyarakat..
Berdasarkan pembagian administrasi kehutanan, areal IUPHHK-HT PT. SRH termasuk ke dalam wilayah kesatuan pemangkuan hutan, BKPH Muara Wahau , Cabang Dinas Kehutanan Mahakam tengah, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kutai Timur, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur.
2.2 Kondisi lahan, Topografi dan Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat areal kerja bervariasi antara 25-250 meter di atas permukaan laut. Pada Distrik Sebulu wilayah dataran rendah terdapat di bagian barat sedangkan Distrik Muara Bengkal menyebar ke arah bagian selatan. Berdasarkan sumber data Peta Rupa Bumi Indonesia dan Peta Land System and Land Suitability areal, kondisi topografi areal kerja dideskripsikan secara makro, relatif datar (52%), walaupun ada sebagian kecil yang berlereng sangat curam dengan persentasi sebesar 4%.
Berdasarkan Peta Satuan Lahan dan Kesuburan Lahan jenis tanah yang terdapat pada areal kerja mencakup lima jenis yaitu Kambisol, Aluvial, Spodosol, Organosol, Glesiol dan Podsolik.
2.4 Hidrologi
Berdasarkan kesatuan wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), areal IUPHHK-HT PT. SRH termasuk ke dalam wilayah DAS Mahakam, Sub DAS Sebulu, Sedulang, Santan, Menamang Kiri, Menamang Kanan, S. Telen. Wilayah ini tepatnya merupakan kelompok hutan Sungai Sebulu, Manamang, dan Muara Bengkal.
Sungai terbesar yang mengalir dalam areal kerja adalah Sungai Sedulang di Distrik Sebulu dan Sungai Bandang di Distrik Muara Bengkal. Secara umum aliran sungai-sungai tersebut mengarah ke barat, pola drainasenya dendritik dan sub paraler dendritik. Sungai-sungai tersebut bermuara di Sungai Mahakam. Areal kerja PT. SRH termasuk dalam sub-DAS Kedang Rantau. Sub-DAS tersebut termasuk dalam DAS Mahakam.
2.5 Kondisi Iklim
Berdasarkan data iklim Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara Temindung, Samarinda (2000 - 2009), curah hujan sebanyak 2.265,9 mm/tahun dengan hari hujan sebesar 225,4 hari hujan/tahun sehingga intensitas hujan sebesar 10,05 mm/hari.  Tipe hujan berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt & Ferguson adalah sangat basah (tipe A) dengan nilai Q= 11,2 %. Hal ini didasarkan pada hasil analisis tertinggi pada bulan Maret (277,5 mm) dan terendah pada bulan Agustus (92,2 mm).
2.6 Aksesbilitas
Aksesbilitas areal kerja dapat dilalui melalui jalur darat dan jalur sungai. Selain itu dapat dilalui lewat jalur udara dengan tersedianya Helypad di lokasi. Jarak tempuh dari ibukota propinsi (Samarinda) melewati Kota Tenggarong menuju Kota Sebulu melalui jalan darat adalah ± 70 km. Menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dapat ditempuh kurang lebih dalam waktu 2,0-2,5 jam.
Jalur angkutan sungai melalui Sungai Mahakam adalah Samarinda-Tenggarong - Logpond menggunakan angkutan umum air. Jika menggunakan kapal memerlukan waktu tempuh ± 2 hari 1 malam. Jika menggunakan speedboat memerlukan waktu ± 7 jam..
            Jalan utama mulai dari Muara Bengkal – Menamang – Sebulu – Logpond sekitar 146 km dengan kondisi dalam pengerasan jalan. Sementara itu jalan cabang yang telah dibangun oleh perusahaan lebih kurang 4.163 Km dengan lebar 6 meter dan DMJ 12 meter. Jalan ini berfungsi menghubungkan jalan utama dengan jalan petak dan antar petak.
2.7 Kondisi Penutupan Lahan
Kondisi penutupan lahan berdasarkan lahan areal kerja Peta Penafsiran Citra Landsat 7 ETB + Band 542 Path 117 Row 60, striping tanggal 17 Juli 2009 dan Path 116 Row 60 tanggal 8 Mei 2009, striping tanggal 22 April 2009 skala 1 : 100.0000 (Surat Direktur Jendral Planologi Kehutanan c.q Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan No. S.687/IPSDH-2/2009 tanggal 3 November 2009) disimpulkan bahwa penutupan lahan di areal kerja PT.SRH didominasi oleh hutan tanaman sekitar 49,69% dan belukar tua, namun citra satelit tidak dapat menafsir penutupan lahan karena adanya penutupan oleh awan sekitar 11,76% .
2.8 Kondisi Vegetasi dan Satwa Hutan
Berdasarkan data AMDAL tahun 1996, kondisi satwa liar pada areal kerja PT. SRH terdiri dari jenis mamalia, jenis burung, dan jenis reptil. Jenis-jenis satwa liar pada areal kerja disajikan pada tabel 2.
Jenis
Nama Daerah
Nama Latin
Status
Mamalia
Beruang madu
Helarctos malayanus
Dilindungi

Macan dahan
Fengis belangensis
Dilindungi

Babi hutan
Sus scrofa


Rusa
Muntiatus muntjak
Dilindungi

Landak
Hystrix brancyura


Kancil
Tragulus javanicus


Orangutan
Pongo pigmaeus
Dilindungi

Bekantan
Nasalis larvatus
Dilindungi

Presbytis frontata



Presbitys rubicund


Reptillia
Biawak
Varanus saltvator


Ular belang
Bungarus larcotus


Katak
Bufoaster spp

Aves
Rangkong
Buceros vigil


Camar chrismas
Fregata chrismast


Phasfilius bualus
-


Pipit
Lonchura fuscans


Punal
-


Gagak
Cervus enca


Bubut
Centropus bengalensis


Tekukur
Streptopelia chinensisi


Kacer
Lopsychus saularis


Burak-burak
-

Sumber : Revisi RKUPHH IUPHHK-HT PT. SRH 2011.
Jenis-jenis vegetasi yang terdapat di PT. SRH adalah jenis tanaman pokok dan tanaman kehidupan, jenis penghasil kayu hutan alam, serta vegetasi gulma dan belukar. Kondisi vegetasi yang terdapat pada areal kerja disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.  Informasi Jenis-jenis vegetasi penting dalam areal kerja.
No.
Jenis
Nama Latin
Keterangan
A.
Jenis Tanaman Pokok dan Tanaman Kehidupan


1
Akasia
Acacia mangium
Eksotik
2
Akasia
Acasia crassiacarpa
Eksotik
3
Gmelina
Gmelina Arborea
Eksotik
4
Ekaliptus
Eucalyptus pelita spp.
Eksotik
5
Ekaliptus 05
Eucalyptus pelita 05
Eksotik
B.
Jenis vegetasi penghasil kayu hutan alam


1
Nyatoh
Ganua monteleyana
Tanaman setempat
2
Jelutung
Dyera costulata
Tanaman setempat
3
Kempas
Koompassis malacensisi
Tanaman setempat
4
Renghas
Gluta sp.
Tanaman setempat
5
Kayu arang
Diospyros spp.
Tanaman setempat
6
Simpur
Dillenia sp.
Tanaman setempat
7
Benuang laki
Octomeles sumatrana
Tanaman setempat
C.
Jenis vegetasi gulma dan belukar


1
Karamuning
Melastoma sp.
Tanaman setempat
2
Rumput-rumputan
Paspalum conjugatum
Tanaman setempat
3
Paku-pakuan
Dicranoptyis linnearis
Tanaman setempat
4
Alang-alang
Imperata cilindrica
Tanaman setempat
5
Liana
Maremia pelitata
Tanaman setempat
Sumber : Revisi RKUPHH IUPHHK-HT PT. SRH 2011.
2.9 Kondisi Sosial-Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi di sekitar areal kerja IUPHHK-HT PT.SRH diperoleh dari dokumen RKU PT. SRH. Berdasarkan data stastistik tahun 2008 yang dapat dilihat kondisi jumlah penduduk, agama, mata pencaharian dan fasilitas umum di sekitar areal IUPHHK-HT PT.SRH disajikan pada Tabel 4.
No
Uraian
Jumlah
Satuan
1.
Jumlah penduduk :
-Anak-anak ≤ 14 tahun :
-          Laki-laki
-          Perempuan
-Angkatan kerja ≥ 15 tahun :
Laki-laki
Perempuan
-Angkatan tidak produktif ≥ 55 tahun :
-          Laki-laki
-          Perempuan
74.612

11.764
11.292

24.851
21.911

2.640
2.154
Org

Org
Org

Org
Org

Org
Org
2.
Agama dan aliran kepercayaan :
-Islam
-Katolik/Protestan
-Lain-lain

98,5
6,44
0,06

%
%
%
3.
Mata pecaharian :
-Bertani                        
-Berdagang
-Lain-lain

59,96
3,71
36,32

%
%
%
4.
Fasilitas dan pendidikan:
-SD
-SLTP
-SLTA
-Pendidkan Tinggi
-Lain-lain

72
11
7
-
-

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
5.
Tempat ibadah :
-mesjid
-gereja
-Lain-lain

77
11
-

Unit
Unit
Unit
Sumber : RKT IUPHHK-HT PT. SRH 2011.
2.10 Tenaga Kerja
                Perusahaan menerapkan sistem outsourching dengan kontraktor pelaksana untuk mengerjakan pekerjaan fisik di lapangan dengan kontrol yang ketat dari perusahaan diantaranya adalah penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan, pengangkutan dan pengamanan. Beberapa pekerjaan yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan adalah pelaksanan administrasi, pengurusan perijinan, pembuatan perencanaan, pembuatan dan pemeliharaan jalan, perlindungan dan pengamaan hutan, community development, pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

BAB III
METODOLOGI PRAKTEK
3.1.  Waktu dan tempat praktek
            PKP ini dilaksanakan mulai tanggal 7 Maret 2012 hingga tanggal 5 Mei 2012 di Distrik Sebulu dan Muara Bengkal IUPHHK-HT PT Surya Hutani Jaya.
3.2. Metode Kegiatan
            Kegiatan ini secara bertahap sebagai berikut:
1.         Pemberian materi/pembekalan
Kegiatan ini dilakukan di Kantor Distrik Sebulu KM 38 PT SRH sebagai materi pembekalan untuk mahasiswa sebelum turun lapang. Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing departemen yang ada di PT SRH yang meliputi informasi umum mengenai departemen yang bersangkutan.
2.         Pengamatan dan turut serta dalam kegiatan di lapangan
Kegiatan ini berupa pengamatan langsung di lapangan mengenai pengelolaan hutan tanaman serta pengumpulan data tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan tanaman di PT SRH.
3.         Wawancara dan diskusi
            Kegiatan ini berupa pengumpulan informasi dari para narasumber, yaitu para staf karyawan PT SRH yang memang lebih kompeten dan relevan di bidang pengelolaan hutan tanaman ini.
3.3. Jadwal Kegiatan
            Jadwal kegiatan Praktek Kerja Profesi di PT SRH disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 5. Jadwal kegiatan praktek di PT SRH
No.
Kegiatan
Tanggal
Keterangan
1.
Keberangkatan dari Bogor menuju PT SRH Samarinda
7 Maret 2012
Bogor – Samarinda
2.
Pemaparan profil perusahaan PT SRH dan profil mengenai Planning Management Department (PMD)
8 Maret 2012
Kantor
3.
Pembekalan materi mengenai penebangan oleh Harvesting Department (HD) dan penanaman oleh Plantation Controlled Department (PCD)
9 Maret 2012
Kantor
4.
Kunjungan ke Lab Tisssue Culture dan nursery
10 Maret 2012
Kantor dan lapangan
5.
Pembekalan materi mengenai Research and Development Department (RDD) dan Forest Environment Department (FED)
12 Maret 2012
Kantor
6.
Praktek di Operasional District Muara Bengkal (Harvesting dan Plantation)
14 – 23 Maret 2012
Kantor dan lapangan
7.
Praktek di Forest Environment Department (FED)
27, 28, dan 30 Maret 2012
Kantor dan lapangan
8.
Praktek di Forest Protection Department (FPD)
29 Maret dan 2 April 2012
Kantor dan lapangan
9.
Praktek di Nursery District Sebulu
3 – 18 April 2012
Kantor dan lapangan
10.
Praktek di Planning Management Department (PMD)
19 April 2012
Lapangan
11.
Praktek di Harvesting Department (HD)
21 – 22 Apil 2012
Lapangan
12.
Praktek di Plantation Department (PD)


13.
Praktek di Research and Development Department (RDD)


14.
Pengerjaan laporan sementara dan persiapan presentasi
28 April – 1 Mei 2012
Kantor
15.
Presentasi dan perbaikan laporan
2 – 4 Mei 2012
Kantor
16.
Kembali ke Bogor
5 Mei 2012
Samarinda – Bogor
 BAB IV
Materi umum kegiatan PKP yang dilakukan di PT. SRH adalah perencanaan hutan oleh Planning Management Departement (PMD), pemanenan oleh Harvesting Departement (HD), persemaian serta penyediaan benih, tissue culture dan pest and diseases oleh Research and Depelovment (R&D), pengelolaan lingkungan dan sertifikasi oleh Enviroment Departement.
4.1.1 Perencanaan hutan 
Perencanaan merupakan bagian dari tindakan pengelolaan hutan lestari.  Pengelolaan hutan yang lestari adalah pengelolaan yang memperhatikan beberapa aspek yaitu kelestarian produksi, kelestarian ekologi dan kelestarian sosial. Untuk terciptanya tindakan pengelolaan hutan yang lestari tersebut, diperlukan suatu perencanaan meliputi planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing (pengarahan) dan  controlling (pengawasan) sehingga dapat menjamin kelestarian fungsi produksi, kelestarian fungsi lingkungan, dan kelestarian fungsi sosial. Perencanaan kehutanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan (UU nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan).
Perencanaan kehutanan meliputi:
a. inventarisasi hutan,
b. pengukuhan kawasan hutan,
c. penata guna kawasan hutan,
d. penyusunan rencana pengelolaan hutan.
            Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan ini pada prinsipnya melakukan pendugaan karakter populasi tegakan hutan dengan metode sampling (sampling techniques). Teknik pengambilan contohnya dilakukan secara sistematik (systemetic sampling). Kegiatan inventarisasi di PT. SRH dilakukan oleh Planning Management Departement (PMD).
Inventarisasi dilakukan untuk memantau survival, pertumbuhan dan persiapan panen. Jenis inventarisasi tanaman dibagi menjadi 2 (dua) yaitu TSP (pre Harvest > 5 tahun) dan PSP (umur 1-5 tahun). Untuk pre Harvest (TSP) menggunakan systematic sampling dengan plot berbentuk lingkaran dilaksanakan 1 tahun sebelum kegiatan harvesting. Intensitas samplingnya sebesar 1 % dengan jarak plot 150 m x 150 m. Luas plot TSP sebesar 0,025 ha dengan jari-jari (r) lebih kurang 8,92 m. Sedangkan  untuk PSP dilakukan setiap tahun di plot yang sama dengan bentuk plot lingkaran seluas 0,02 ha dan jari – jari (r) sebesar 7,98 m. Pengambilan sample dilakukan berdasarkan stratum (spesies, kelas tapak atau daur).
Adapun inventarisasi lahan berupa survei lahan. Jenis kegiatan survei yang dilakukan oleh PMD yaitu:
1.      Survei topografi adalah suatu kegiatan untuk membuat peta kontur.
2.      Survei trase jalan adalah suatu kegiatan survei untuk perencanaan jalan angkutan.
3.      Kompartemenisasi adalah suatu kegiatan survei untuk perencanan petak dengan standar luasan 20-25 Ha. Batas kompartemen menggunakan batas alam (sungai, alur, jalan) dengan meminimumkan batas imajiner.
4.      Survei pengukuran areal adalah survei pengukuran lahan untuk mengetahui suatu areal, luasan dan line (batas).
Alat-alat yang digunakan dalam inventarisasi potensi kayu pada areal kerja PT.SRH adalah alat ukur tinggi berupa vertex, hagameter dan klinometer. Adapun alat ukur diameter berupa meteran, diameter tape (phiband) dan kaliper.
Kegiatan pengukuhan kawasan hutan dilakukan untuk memperoleh kepastian hukum mengenai status, fungsi, letak, batas dan luas kawasan hutan. Tahapan proses pengukuhan kawasan hutan adalah sebagai berikut :
1.      Penunjukan kawasan hutan
Kegiatan penunjukan kawasan hutan dilakukan oleh Menteri Kehutanan yang merupakan proses awal suatu wilayah tertentu menjadi kawasan hutan. Areal kerja IUPHHK-HT PT. Surya Hutani Jaya merupakan kawasan hutan ex-HPH dan sebagian wilayah hutan konservasi. Berdasarkan Kepmenhut No. 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur, PT SRH ditetapkan sebagai Hutan Produksi Tetap.
2.      Penataan batas kawasan hutan
Tata batas areal kerja dalam kegiatannya mengikutsertakan pihak-pihak terkait. Areal kerja memiliki batas luar sepanjang 397.285 meter dan batas dalam sepanjang 61.636 meter. Penataan batas luar hampir seluruhnya telah dilaksanakan sedangkan batas dalam masih dalam proses pengajuan. Penataan batas luar yang telah terlaksana adalah sekitar 300.000 meter atau 85%.
3.      Pemetaan kawasan hutan
Pemetaan dilakukan oleh Planning Management Departement (PMD). Pemetaan yang dilakukan oleh  PMD bukan hanya untuk tujuan pengukuhan kawasan hutan melainkan  juga untuk keperluan-keperluan operasional.
4.      Penetapan kawasan hutan
Penetapan kawasan hutan adalah suatu penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap. Penetapan kawasan hutan berdasarkan berita acara tata batas dilakukan oleh Menteri Kehutanan. Tata batas yang diakui adalah yang membentuk temu gelang. Tata batas total PT. SRH yang diakui adalah 458.992 m.
Penataan areal kerja dibagi menjadi beberapa wilayah pengelolaan hutan. Wilayah pengelolaan hutan dibentuk dengan tujuan memudahkan pengelolaan hutan. Unit pengelolaan kerja dibagi menjadi dua distrik yaitu distrik Muara bengkal dan Sebulu. Di dalam distrik, lahan dibagi lagi menjadi petak-petak (kompartemenisasi). Setiap kompertemen mempunyai luasan 20-25 Ha. Batas kompartemen berupa jalan petak atau alur sungai (lebung).
Kompartemenisasi merupakan penataan hutan yang terdiri dari kegiatan pembagian areal kerja ke dalam blok-blok kegiatan, petak dan anak petak serta penanganan administrasinya. Kompartemenisasi areal kerja berturut-turut dibagi ke dalam blok-blok kegiatan, petak dan anak petak.
Pedoman pengelolaan hutan juga dibantu dengan proses tata ruang dalam areal kerja. Berdasarkan SK. Menhut No. 70/Kpts-II/95 tentang Pengaturan Tata Ruang Hutan Tanaman, sebagaimana diperbaharui dengan SK. Menhut No.156/Kpts-II/1996 dan SK.Menhut No. P21/Menhut-II/2006 adalah sebagai berikut :
1.      Tanaman pokok 70 %, yaitu tanaman untuk tujuan hasil produksi hasil hutan berupa yang pada areal kerja ini dipergunakan sebagai bahan dasar kayu chip untuk pulp.
2.      Tanaman kehidupan 5%, yaitu tanaman untuk tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dapat berupa tanaman pokok yang menghasilkan hasil hutan kayu atau tanaman tahunan/pohon yang menghasilkan hasil hutan bukan kayu atau gabungan dari keduanya dan dikelola dalam skala usaha yang ekonomis oleh masyarakat melalui pola kemitraan dengan perusahaan pemegang izin IUPHHK-HT PT. SRH.
3.      Tanaman unggulan 10%, yaitu tanaman yang memiliki daya saing nilai jual tinggi di pasaran dan daya tumbuh baik di suatu tempat dan secara teknis  telah dikuasai teknis-teknis silvikulturnya sehingga dapat dikembangkan sebagai unit usaha mandiri dan atau bagian dari hutan tanaman.
4.      Areal konservasi adalah areal yang dilindungi dalam rangka perlindungan dan pemeliharaan sumber daya alam.
5.      Sarana dan prasarana HTI antara lain berupa base camp, jalan utama, jalan cabang, jalan inspeksi/pemeriksaan dan sekat bakar.
Tabel berikut ini merupakan tata ruang yang dimiliki oleh PT. SRH.
Tabel 6.  Tata ruang PT. SRH
No
Uraian
Luas (Ha)
1
Luas Total (SK. MenHut no 156/Kpts-II/1996)
183.300
2
Luas Pasca Tata Batas & Pengukuran GIS
157.070

a. Kawasan Lindung
22.725

b. Sarana Prasarana
3.325

c. Tanaman Pokok
106.105

d. Tanaman Unggulan
17.017

e. Tanaman Kehidupan
7.898

2 komentar:

  1. PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA
    (Jasa Penerbitan Bank Garansi & Asuransi)
    Alamat : Jl Arjuna Raya No 38, Matraman, Jakarta Timur
    Office : 021- 85908022, 021-85907632
    Fax : 021- 8590 7982
    Email : tegargroup@gmail.com / tegarmandiri489@yahoo.com

    Dengan Hormat,
    Perkenalkan kami dari PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA (Insurance Brokerage) dimana perusahaan kami telah di tunjuk untuk memasarkan penerbitan Bank Garansi & Surety Bond - Tanpa Agunan ( Non Collateral) bahkan perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN. adapun prihal penawaran sbb:

    JENIS JAMINAN :
    1.Jaminan Penawaran / Bid Bond.
    2.Jaminan Pelaksanaan / Peformance Bond.
    3.Jaminan Uang Muka / Advance Payment Bond.
    4.Jaminan Pemeliharaan / Maintenance Bond.

    Lines Of Insurance
    1. CustomBond
    2. Asuransi Cargo
    3. Construction All Risk ( CAR )
    4. Public Liabillity/ Product Liability
    5. Comprensive General Liability (CGL)
    6. Erection All Risk ( EAR )
    7. Workman Compensation Liability ( WCL )
    8. Auto Mobile Liability ( AL ). Marine Hull

    From : M. Nasir
    PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA
    Alamat : Jl Arjuna Raya No 38, Matraman, Jakarta Timur
    Nomer HP : 0812 83334422. / 021- 85907632
    Office : 021- 85908022, 021-85907632
    Fax : 021- 8590 7982
    Email : tegargroup@gmail.com / tegarmandiri489@yahoo.com










































    BalasHapus
  2. ULTRA SAMUDERA ASIA

    Domestic & International Freight Forwarder



    Dear Import Dept / Purchasing Dept



    Perkenankan Kami dari PT. ULTRA SAMUDERA ASIA yang bergerak dibidang Sewa Undername Import dan Freight Forwarders, Air & Sea Cargo Service/Jasa Customs Clearance Barang Import bermaksud ingin menawarkan kerjasama dalam hal proses pengiriman barang import dengan menggunakan undername perusahaan kami serta proses kepabeanan barang import baik yang masuk melalui Port atau pun Bandara.



    CUSTOMS CLEARANCE

    Kami siap membantu serta bekerjasama dengan pihak manapun dalam hal atau bidang,spesialis Customs Clearance,Import Borongan (All In) Resmi,Under Name,Door To Door, Domestik Dan Keagenan Lainnya



    Project kerjasama unggulan kami sebagai berikut :

    · General Customs Clearance

    · All-in Customs Clearance

    Including : Pajak Import, Biaya D.O, Sewa Gudang & other charges

    · Importasi dengan system Door to door Regional Asia, Eropa dan Amerika

    · Air& Sea Freight (LCL & FCL)

    · Bonded Warehousing

    · Under Name

    · Import Sea Freight & AirFreight Service

    · Export Sea Freight & AirFreight Service

    · Import Consulidation

    · Custom Clearance Import ( ALLIn )

    · Second of Machine Import




    Perusahaan kami salah satu perusahaan yang melayani dan memiliki beberapa kouta import seperti :



    · PI Besi atau Baja,Baja Paduan,dan Produk Turunannya

    · Mesin Bekas / Barang bekas

    · Garment

    · Textile




    Operasional Perusahaan Kami Meliputi


    - Pelabuhan Tanjung Priok & Soekarno Hatta II Air Port ( Jakarta )
    - Pelabuhan Tanjung Perak ( Surabaya )
    - Pelabuhan Tanjung Emas ( Semarang )
    - Pelabuhan Belawan ( Medan )


    Demikianlah perkenalan dari kami, besar harapan kami menjadi mitra atau rekanan baru di perusahaan bapak / ibu. Atas kesempatan, kepercayaan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih.

    B-Regards,
    Mr. Muhajir



    PT. ULTRA SAMUDERA ASIA
    GD. Pembina Graha blok, 2 Lt. 2 Room 226
    Jl. D.I.Panjaitan No.45 jakarta timur 13350
    Telp : +621 8591 7733

    Fax : +621 2101 1432


    Mobile : 0812 6585 8034 (WA)

    Email : muhajir.importusa@gmail.com

    BalasHapus